Prabowo Terima Kunjungan Partai Bulan Bintang di Kediaman

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menerima kunjungan dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra beserta jajaran di kediamannya.

Sumber foto: dekade08
Sumber foto: dekade08

Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menerima kunjungan dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra beserta jajaran di kediaman Kertanegara, Kebayoran, Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Selain Prabowo dan Yusril, tampak hadir di lokasi Sekretaris  Jenderal PBB yang juga Wakil Menteri Ketenaga Kerjaan Afriansyah Noor, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dan sejumlah petinggi Partai lain, baik dari PBB maupun Gerindra.

Prabowo menceritakan pertemuan kedua partai membahas banyak hal, terutama terkait kerja sama politik antar kedua partai.

“Kurang dari setahun lagi kita akan menghadapi pemilu, maka sudah sangat wajar antar pimpinan partai politik bertemu dan saling tukar menukar pandangan, tukar menukar pengalaman dan saling menyampaikan salam,” kata Prabowo.

Prabowo juga menyampaikan keyakinannya terkait demokrasi Indonesia ke depan yang harus diisi oleh Kerjasama dan kritik secara baik tanpa perlu saling hujat, caci maki dan ujaran kebencian.

“Saya telah menyampaikan keyakinan saya, bahwa hendaknya demokrasi kita ini bercirikan kekeluargaan. Tidak perlu lagi ada saling caci dan saling hujat,” tegasnya.

Menjawab Prabowo, Yusril berpendapat demokrasi khas Indonesia adalah demokrasi yang mengandung kritik, namun tidak memerlukan kebencian yang mengakibatkan perpecahan.

“Saya sangat bersepakat dengan Pak Prabowo. Demokrasi yang ideal bagi Indonesia adalah demokrasi yang mengandung kritik, tapi kritik itu tidak frontal dan tidak mengandung kebencian yang dapat mengakibatkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat,” ujar Yusril.

Menutup pertemuan, Yusril Kembali mengenang pertemuannya dengan Prabowo Subianto 43 tahun silam dan kebersamaan keduanya saat mengatasi krisis ekonomi tahun 1998.

Artikel Terkait