Prabowo Subianto: Pemimpin yang "BISA MERASA"
Setelah Prabowo Subianto pensiun dari kedinasan, sikap dan empati beliau tidak pernah berubah hingga hari ini.
Jumat, 25 Nov 2022 14:52 WIB
Sumber foto: Carapandang.com

"Tahun 1969 Prabowo yang baru berusia 17 tahun, kami mendirikan sebuah LSM pertama di Indonesia, saya waktu itu sebagai sahabat beliau, sangat terkejut karena secara umur saya lebih tua dari beliau, tetapi secara sikap dan perilaku pak Prabowo lebih dewasa dan Ksatria dari saya" (Maher Algadri: Sahabat kecil Prabowo Subianto). 

Sikap Ksatria adalah sikap yang rela berkorban waktu, tenaga dan materi kepada orang lain tanpa pamrih. Sikap beliau ini sudah ada sejak usia masih remaja jadi bukan saat beliau menimba ilmu di Akademisi Militer di Magelang Jawa Tengah. 

Setelah Prabowo Subianto pensiun dari kedinasan, sikap dan empati beliau tidak pernah berubah hingga hari ini. Jiwa sosialnya begitu tinggi, menolong siapa saja tanpa melihat status dan perbedaan sosialnya. 

Ada sebuah kisah yang  dapat saya sharing dalam tulisan ini.

Tahun 2010 terjadi bencana alam (banjir bandang) di Kab. Wasior Prov. Papua Barat. Bencana yang merenggut korban jiwa lebih dari 300 orang sebagai salah satu bencana terbesar waktu di Indonesia waktu itu. 

Saya baru beberapa bulan dilantik sebagai Kader Pratama oleh Prabowo Subianto di Hambalang Bogor, tahun 2010. Kebetulan DPP melaksanakn sebuah acara partai di SICC Centul City, Jawa Barat. 

Saat sedang berpidato, Prabowo Subianto langsung menyampaikan Ucapan duka cita atas Korban bencana alam (Banjir Bandang) dan memberikan bantuan milyaran rupiah kepada para korban. Selain itu beliau memerintahkan kader Partai Gerindra serta Sayap Kesehatan Indonesia Raya di Papua Barat, berkoordinasi untuk membantu evakuasi para korban bencana. 

Jujur saat itu tanpa terasa air mata saya menetes, tidak tau mengapa, tetapi saya bangga karena tidak disangka bahwa pak Prabowo bisa turut merasakan beban orang Papua yang sedang terkena bencana waktu itu. Saya tidak melihat ada tokoh atau elit politik partai lain yang memberikan bantuan secara pribadi seperti pak Prabowo. 

Partai Gerindra baru 3 tahun usianya pada saat itu dan sebagai Oposisi di Parlemen Senayan. Apakah itu sebuah pencitraan? Tidak sama sekali!!!, apakah untuk mengejar popularitas dan elektabilitas? Juga tidak!. 

Kalau mau pencitraan dan mengejar popularitas, maka di Papua sana bukan tempat yang cocok dan memenuhi syarat karena sangat sedikit populasinya. Lalu Apakah juga demi kampanye Capres? Tidak! Sebab Pemilu tahun 2009 barusaja berlalu. 

Lalu apa motivasinya? Hanya satu yaitu beliau adalah Pemimpin yang "BISA MERASA", bukan "MERASA BISA". Ya ada banyak orang yang ketika menjabat sebagai pemimpin, selalu "Merasa Bisa" apa saja, namun sangat sedikit kita bisa menemukan pemimpin yang "Bisa Merasa".

Dari pengalaman Organisasi Sipil, Militer dan Pemerintah yang dipimpin Prabowo Subianto semua bawahannya selalu Hormat, tunduk dan patuh atas arahan dan perintah beliau, karena Prabowo Subianto sangat menonjolkan sifat "Bisa Merasa" apa yang sedang dialami oleh bawahnya dan rakyatnya. 

Bencana Gempa bumi yang terjadi di kab Cianjur Jawa Barat, Prabowo Subianto masih dengan dengan sifat dan kepribadian yang sama ketika beliau memerintahkan Seluruh Kader Partai Gerindra untuk urunan membantu meringankan beban para korban bencana alam. 

Jika ada sentimen negatif atau opini lain yang berkembang di sosmed, saya ingin menegaskan bahwa Beliau bukan melakukan pencitraan, bukan untuk mengejar popularitasnya dan partainya.

Seperti kata Alm. Gus Dur "Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo. Ya banyak lah (hal) yang menunjukkan betapa dia ikhlas betul kepada rakyat Indonesia," 

Prabowo Subianto adalah calon Pemimpin Indonesia yang "Bisa Merasakan" setiap kesulitan rakyat Indonesia dan punya solusinya untuk menjawab setiap kesulitan rakyat Indonesia pada 2024.

Jum'at Kliwon, 25 Nov 2022
( Otis Homer )